Rabu, 01 Desember 2010

Ringkasan tafsir surah Al Baqarah 214 Tentang akan Diujinya Manusia dengan berbagai macam kesulitan bila menghendaki Surga



Surah Al Baqarah : 214

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah:214)

Ayat ini turun sehubungan dengan persitiwa Perang Ahzab..(Tafsir Ibnu Katsir, Al Qurthubi, Fathul Qadir)

Penjelasan ayat diatas sejalan dengan ayat berikut ini (Tafsir Ibnu Katsir, As Sa'di)

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? . Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (Al Ankabut:2-3)

Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Allah mengabarkan kepada orang-orang beriman, bahwa dunia adalah negeri cobaan, dan bahwa Allah pasti menguji mereka di dunia. Dan Allah mengabarkan kepada mereka, bahwa memang itulah yang Allah lakukan terhadap nabi Nya dan manusia-manusia pilihannNya agar jiwa mereka bagus, maka Allah berfirman, ".......dan mereka diguncang dengan berbagai cobaan dan penganiayaan manusia terhadap mereka" (RingkasanTafsir Fathul Qodir dan Tafsir Al Azhar)

Allah SWT mengabarkan bahwa DIa sudah pasti akan menguji hamba-hambaNya dengan malapetaka, kesengsaraan, dan kesulitan sebagaimana yang DIa lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya, karena itu adalha sunnahNya yang berjalan yang tidak berganti dan tidak berubah. Barangsiapa menjadikan ujian manusia seperti siksa yang datang dari Allah, maka dia adalah berbohong dalam pengakuan dalam keimanannya, karena keimanan itu bukanlah dengan kekaguman, angan-angan dan sebatas pengakuan, hingga perbuatan yang akan membenarkan atau mendustainya. (Ringkasan Tafsir As Sa'di)

Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar