Sudah sangat umum, bahwa kondisi jaman sekarang telah membuat hampir semua orang berusaha keras untuk mencari rejeki dimuka bumi. Betapa besar kebutuhan hidup di kota metropolitan ini, sehingga kadang kala kita hampir melupakan waktu untuk keluarga kita tercinta, kerabat dekat bahkan sahabat-sahabat kita, yang justru dari merekalah kita sering ditolong, baik berupa moril, maupun materiil. Kejadian ini diperparah lagi dengan waktu kerja tambahan, akibat tuntutan perusahaan maupun diri sendiri, untuk mencari uang tambahan di hari sabtu maupun hari libur.
Untuk "menetrallisir" hal ini, ada baiknya kita lihat hadits Rasulullah berikut ini, semoga kita dapat mengambil pelajaran dari hadits ini.
بَاب حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ قُلْتُ إِنِّي أَفْعَلُ ذَلِكَ قَالَ فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ هَجَمَتْ عَيْنُكَ وَنَفِهَتْ نَفْسُكَ وَإِنَّ لِنَفْسِكَ حَقًّا وَلِأَهْلِكَ حَقًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ
(BUKHARI - 1085) : Aku mendengar 'Abdullah bin 'Amru radliallahu 'anhuma berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepadaku: "Benarkah kabar bahwa kamu selalu mendirikan shalat di malam hari dan shaum pada siang harinya? Aku jawab: 'Benar ". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh jika kamu lakukan terus menerus maka nanti matamu letih dan jiwamu lemah. Sungguh untuk dirimu ada haknya, juga keluargamu punya hak, maka shaumlah dan juga berbukalah, bangun untuk shalat malam dan juga tidurlah".
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَاءَهُ فَقَالَ يَا عُثْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي قَالَ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَصَلِّ وَنَمْ
(ABUDAUD - 1162) : Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang menemui Utsman bin Mazh'un, lalu Utsman datang kepada beliau, maka beliau bersabda: "Apakah kamu membenci sunnahku?" Utsman menjawab; "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah… bahkan sunnahmu lah yang amat kami cari." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidur, aku juga shalat, aku berpuasa dan juga berbuka, aku juga menikahi wanita. Bertakwalah kepada Allah wahai Utsman, sesungguhnya keluargamu mempunyai hak atas dirimu, dan tamumu mempunyai hak atas dirimu, dan kamu pun memiliki hak atas dirimu sendiri, oleh karena itu berpuasa dan berbukalah, kerjakanlah shalat dan tidurlah."
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَقَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَاءَهُ فَقَالَ يَا عُثْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي قَالَ لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَصَلِّ وَنَمْ
(AHMAD - 25104) : Dari Aisyah, isteri Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam berkata; "Khuwailah binti Hakim bin Umayah bin Haritsah bin Al Auqas Assulamiyah, ia adalah isterinya Utsman bin Mazh'un, ia menemuiku." Aisyah berkata; "Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam melihatnya seolah ia mempunyai peringai yang buruk. Beliau menuturkan kepadaku: "Wahai Aisyah! Alangkah buruknya tingkah laku Khuwailah?" ia berkata; saya menjawab; "Wahai Rasulullah! Ia adalah seorang wanita yang tidak mempunyai suami, berpuasa di siang harinya, dan selalu shalat malam. Ia seperti orang yang tidak punya suami sama sekali, ia tidak memperhatikan dirinya sendiri dan menyia-nyiakannya." Ia berkata; "Kemudian Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam mengutus kepada Utsman bin Mazh'un, dan ia pun mendatangi beliau. Beliau bertanya: 'Wahai Utsman, apakah engkau membenci sunnahku? ' ia menjawab; 'Tidak, demi Allah Wahai Rasulullah! Akan tetapi aku melaksanakan sunnahmu.' Beliau menuturkan; "Sesungguhnya aku tidur, berpuasa, berbuka, dan menikahi wanita. Maka bertakwalah wahai Utsman! Karena keluargamu mempunyai hak, tamu mu juga memiliki hak, dan diri mu juga mempunyai hak. Maka berpuasa dan berbukalah, serta shalat dan tidurlah."
Salah satu penjelasan hadits diatas:
Sungguh kita umum dan kita ketahui, bahwa hadits diatas adalah tentang pembahasan sholat malam, dan ibadah yang konsisten/kontinyu.Namun ada penjelasan menarik lainnya dari hadits diatas, yaitu bahwa, sungguh Rosul SAW kita yang mulia, telah mengajarkan serta mengingatkan untuk memperhatikan orang lain.
Kita lihat bahwa Rosul melarang kita untuk berlebih-lebihan dalam beribadah, sampai kita melupakan diri kita, keluarga kita, maupun orang lain (tamu kita, sahabat kita dll). Kita diajarkan untuk juga memperhatikan keluarga kita, sahabat-sahabat kita, saudara-saudara kita. Karena sesungguhnya dari merekalah bantuan terdekat kita bila kita mengalami sakit, kekurangan pangan, dll.
Sungguh fenomena yang terjadi pada saat ini adalah sebaliknya, berlawanan dengan yang Rosul peringatkan.Kita sudah terlalu sibuk bekerja, mencari nafkah, sampai-sampai kita lupa bahwa kita sesungguhnya masih memiliki keluarga, kerabat, saudara, bahkan tetangga. Seringkali kita lihat di kota metropolitan ini, banyak sekali orang bekerja dari pagi hari hingga larut malam, sehingga waktu untuk keluarga dan sekitar kita, hampir bisa dipastikan tersita untuk mencari nafkah.
Sesuai dengan hadits nabi diatas, sungguh dianjurkan, bahwa kita harus adil dalam memanfaatkan waktu itu. Bekerjalah sesuai dengan porsi/waktunya. Gunakan waktu untuk berinteraksi dengan anak, sesuai porsinya, juga gunakan waktu untuk berinteraksi dengan tetangga/orang lain, sesuai porsinya.
Janganlah kita menjadi "orang asing" ditengah keluarga kita, maupun di tengah "komplek" perumahan kita.
Oleh karenanya tidaklah mengherankan bila saat ini, banyak anak-anak yang sudah "tidak mengenal" orang tuanya, dikarenakan mereka jarang berinteraksii secara intens kepada orang tuanya. Waktu orangtua hanya dihabiskan ditempat kerja, sementara bila sudah pulang, para orang tua sudah lelah, dan berakibat mudah "marah" kepada sang anak, bila kedapatan sang anak "melakukan kesalahan kecil", yang berdampak, anak akan semakin takut untuk berbicara dengan orangtuanya.
Alangkah baiknya dimulai dari sekarang, kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya, agar lebih adil antara waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga kita, maupun waktu untuk kerabat/orang lain disekitar kita.
Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil "pelajaran" dari hadits Rosul diatas..
Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar