Rabu, 01 Desember 2010

INGAT MATI DAN PENDEK ANGAN-ANGAN

Allah SWT berfirman,



"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kese­nangan yang memperdayakan" (Ali Imran: 185).



Dalam bab ini penyusun Rahimahullah menyebutkan bahwa orang yang berakal wajib selalu ingat kematian dan memendekkan angan-angannya di dunia ini.



Yang dimaksud adalah bahwa kita tidak berpanjang angan‑angan di dunia ini. Berapa banyak orang yang berpanjang angan-angan, namun ajal terlalu cepat menjemputnya. Banyak pula orang yang berpikir bahwa ia akan melakukan ini, melakukan itu, namun ternyata waktunya dengan cepat habis sehingga ia terpaksa meninggalkan apa-apa yang ia angan-angankan, putuslah tali waktunya, dan tibalah ajal kepada dirinya.



Sesuatu yang menjadi keharusan bagi seorang yang berakal adalah bahwa setiap kali dirinya melihat adanya keinginan-keinginan kepada dunia dan mulai disibukkan olehnya agar segera ingat kematian dan menghayati keadaan di akhirat. Karena inilah tempat kembali yang bisa diyakini. Semua apa yang diangan-angankan oleh manusia di dunia kadang-kadang tercapai dan kadang-kadang tidak tercapai.



Allah berfirman, “"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki...."(Al-Isra': 18)



Bukan yang ia kehendaki, namun yang Allah Azza wa Jalla kehendaki. Allah SWT berfirman,



"... Yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya Neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang usahanya dibalas dengan baik. " (Al-Isra': 18-19)



Kemudian Penyusun Rahimahullah menyebutkan ayat-ayat yang di antaranya adalah firman Allah Ta'ala,



"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. " (Ali lmran: 18)



Maka setiap jiwa yang bernapas, pasti akan merasakan kematian. Hal itu diungkapkan dengan kata-kata “yang merasakan” karena kematian memiliki rasa pahit yang sama sekali tidak disukai oleh setiap manusia.



Akan tetapi, seorang mukmin ketika ajalnya tiba, jika diberi informasi tentang apa-apa yang ada di sisi Allah Azza wa Jalla, maka ia akan merasa senang bertemu dengan Allah dan ketika itu ia tidak membenci kematian. Allah Ta’ala berfirman,



"Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahala kamu. "(Ali Imran: 185) .



Yakni, akan diberikan dengan seutuhnya nanti di hari Kiamat.



"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah beruntung", karena ia telah selamat dari suatu yang makruh dan tercapai apa-apa yang diharapkan. Selamat dari sesuatu yang dibenci adalah masuk ke dalam neraka dan tercapai apa-apa yang diharapkan, yakni: masuk surga dan inilah kemenangan terbesar yang tiada kemenangan yang lain yang lebih besar daripadanya.



Ketika dunia sudah demikian melimpah dan manusia lebih banyak bergantung kepadanya maka ia menjadi lebih jauh kepada akhirat. Oleh sebab itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,



"Demi Allah, bukanlah kefakiran yang paling kutakutkan pada kalian semua, tetapi aku sangat takutkan ditaklukkannya dunia untuk kalian semua, sebagaimana telah ditaklukkan untuk kaum sebelum kalian semua, kalian berlomba mendapatkannya, sebagaimana mereka telah berlomba mendapatkannya sehingga menghancurkan kalian semua sebagaimana telah menghancurkan mereka."



Oleh sebab itu, kita sering melihat bahwa seseorang dalam keada­an kekurangan atau sedang-sedang saja, tetapi malah menjadikannya lebih baik daripada jika dalam keadaan kaya. Karena kekayaan menjadikannya tertipu dan menjadikannya keras kepala, na'udzu billah.



Oleh sebab itu, Allah berfirman,



"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memp­erdayakan.”



"Yakni, jangan terperdaya olehnya dan hendaknya kita selalu penuh perhatian akan akhirat yang jika di dalamnya seseorang dijauhkan dari api neraka lalu dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya dengan demikian, ia telah mendapatkan keuntungan dan kemenangan tidak pernah ada kemenangan seperti itu sebelumnya.



Allah Ta'ala juga berfirman,



"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (Luqman:34)



Ini adalah salah satu kunci keghaiban yang tak seorang pun mengetahuinya selain Allah Azza wa Jalla.



Allah Ta'ala berfirman,



"Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri."(Al-An'am: 59)



Kunci keghaiban adalah lima hal yang termuat di dalam firman Allah Ta’ala,



"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia mati." (Luqman: 34)



Lima perkara tersebut tak seorang pun yang mengetahuinya Allah Azza wa Jolla. Pengetahuan tentang hari Kiamat tidak ada mengetahuinya, sekalipun Jibril yang merupakan malaikat yang paling mulia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam karena beliau adalah manusia yang paling banyak tahu, dengan berkata,



“Sampaikan kepadaku tentang hari Kiamat?" Beliau menjawab, “Tidaklah orang yang ditanya tentang hal itu lebih tahu daripada yang bertanya."



Jadi tak seorang pun mengetahuinya selain Allah Azza wa Jalla.



“…..Dan Dialah Yang menurunkan hujan", Dzat yang menurunkan hujan pasti mengetahui kapan hujan akan turun. Dia adalah Dzat Yang mengetahui kapan hujan akan turun karena Dialah Yang menurunkannya. Al-ghaits adalah hujan yang menyebabkan tumbuhnya semua macam tumbuh-tumbuhan dan musnahnya kekerasan di muka bumi.



Tidak semua macam hujan disebut ghaits. Karena kadang-kadang dengan hujan Allah tidak menurunkan berkah sehingga dengannya tidak tumbuh segala macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,



“Bukanlah ketandusan itu karena tidak ada hujan, tetapi ketandusan itu adalah ada hujan, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu apapun” (HR Muslim)



Kadang-kadang yang demikian ini terjadi. Kadang-kadang banyak turun hujan, namun Allah Ta'ala tidak menurunkan berkah dengan hujan-hujan itu. Sehingga bumi tidak menumbuhkan sesuatu apa pun dan tidak menjadi hidup.

“Akan tetapi, ketandusan itu adalah ada hujan, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu apa pun."



Dzat yang menurunkan hujan adalah Allah. Dzat Yang menurunkannya pasti mengetahui kapan hujan itu akan turun. Sedangkan apa apa yang kita dengar dalam siaran-siaran bahwa akan turun hujan ditempat fulan dan lain sebagainya, adalah sekedar perkiraan yang dikaitkan dengan fenomena yang mungkin berkaitan dengan turunnya hujan. Itulah ukuran-ukuran yang teliti yang dengannya diketahui apakah cuaca siap menurunkan hujan atau tidak, namun demikian mereka banyak melakukan kesalahan. Maka tak seorang pun yang mengetahui kapan hujan akan turun selain Allah Azza wa Jalla.



"... Dan mengetahui apa yang ada dalam rahim." Tidak ada yang mengetahui apa-apa dalam rahim selain Allah. Janin yang ada di dalam rahim memiliki beberapa keadaan. Di antaranya adalah yang bisa diketahui jika telah ada, sekalipun manusia itu masih dalam perut ibunya. Dan di antaranya lagi yang tidak diketahui selama-lamanya. Keadaan apakah dia laki-laki atau perempuan dapat diketahui, sekalipun bayi iitu masih dalam kandungan ibunya. Akan tetapi, hal itu tidak akan diketahi melainkan jika Allah Ta'ala menjadikan tanda-tanda laki-laki atau perempuan.



Sedangkan kapan seorang bayi akan dilahirkan, apakah dia dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, apakah ia akan tinggal di muka bumi dalam waktu yang lama atau hanya dalam masa yang sangat singkat, apakah amalannya shalih atau buruk, apakah berakhir dengan bahagia atau sengsara, apakah akan diluaskan rezekinya atau pas-pasan saja, semua ini tidak ada yang mengetahuinya selain Allah.



"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok." Yakni, apa yang akan dia lakukan di masa mendatang? Setiap orang tidak ada yang mengetahui apa yang bakal ia lakukan, apakah melakukan perbuatan baik atau perbuatan buruk. Atau akan mati sebelum besok, atau besok masih akan ada namun tidak bisa berbuat apa-apa, dan lain sebagainya? Manusia kadang-kadang mengatakan, "Aku akan lakukan demikian dan akan lakukan demikian", namun kenyataannya ia tidak melakukan demikian-demikian itu. Maka ia tidak mengetahui secara yakin apa-apa yang akan dilakukan keesokan harinya. la hanya mengira-ngira, tetapi kadang terjadi yang berbeda.

Semua manusia tidak mengetahui di bumi mana ia akan mati Apakah dirinya akan mati di tanahnya sendiri, atau di bumi yang jauh darinya, atau di bumi yang dekat dengannya. Atau dirinya akan mati dilautan atau akan mati di udara? Tidak seorang pun tahu akan semua ini selain Allah.



Jika kita tidak mengetahui di bumi mana akan mati, maka ada kemungkinan bagi kita untuk pergi ke kanan atau ke kiri. Juga kita tidak mengetahui kapan akan mati. Kita tidak tahu kapan waktunya akan mati. Apakah akan mati di pagi hari, siang hari, sore hari, atau malam hari, di bulan yang dekat, atau pada bulan-bulan yang masih jauh. Kita tidak mengetahui kapan dan di bumi mana kita akan mati.



Jika demikian kondisi kita, maka pendekkan angan-angan jangan lepaskan angan-angan secara sangat jauh. Jangan kita mengatakan, "Aku adalah seorang pemuda dan akan tetap dalam waktu yang sangat panjang." Berapa banyak pemuda yang mati di masa mudanya. Dan berapa banyak orang tua yang dipanjangkan umurnya. Jangan kita mengatakan, "Aku berbadan sehat dan sangat jauh dari kematian. "berapa banyak orang yang menderita sakit yang menghancurkannya dengan sangat cepat dan berapa banyak orang yang mengalami kecelakaan, Berapa banyak orang mengalami mati mendadak. Oleh sebab itu, setiap manusia tidak perlu panjang angan-angan, tetapi ia harus berbuat. Untuk dunia ada amalannya dan untuk akhirat ada amalannya pula. Maka harus berusaha untuk kepentingan di akhirat dengan upaya-apaya yang dibarengi dengan iman kepada Allah Azza wa Jalla serta seialu bersandar kepada-Nya.



Allah Ta'ala telah berfirman,



"Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya." (An-Nahl: 61)



Jika ajal seorang manusia telah tiba, maka tidak ada lagi kemungkinan untuk diundur barang satu detik atau disegerakan. Akan tetapi, tetap dengan ajal yang terhitung dan tertentu. Tidak bisa dimajukan dan tidak bisa pula diakhirkan, maka kenapa Anda memanjangkan angan-angan?



Demikianlan ringkasan Ingat Mati dan Pendek angan-angan, jilid 2, diringkas dari kitab Syarh Riyadush Shalihin, Pensyarah Syaikh Abdul Aziz bin Baz,



Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar