Selasa, 26 April 2011

Hadits tentang Takdir (Arba'in Imam Nawawi)

Bismillahirrohmannirrohiim...

Berikut Ada petikan hadits dari kitab Arba'in nya Imam Nawawi

Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud ra berkata, Rasulullah saw yang jujur dan terpercaya bersabda kepada kami,

"Sesungguhnya penciptaan kalian dikumpulkan dalam rahim ibu, selama empat puluh hari berupa nutfah (sperma) lalu menjadi alaqah (segumpal darah) selama itu pula, lalu menjadi mudhghah (segumpal daging), selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan mencatat 4 (empat) perkara yang telah ditentukan, yaitu rezeki, ajal, amal dan sengsara atau bahagianya.
Demi Allah, Dzat yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya ada diantara kalian yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni surga hingga jarak antara dia dan dengan surga hanya sehasta (dari siku s/d ke ujung jari), namun suratan takdirnya sudah ditetapkan, lalu ia melakukan perbuatan penghuni neraka, maka ia pun masuk neraka.
Ada juga yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni neraka hingga jarak antara dia dan neraka hanya sehasta. Namun suratan takdirnya sudah ditetapkan, lalu ia melakukan perbuatan penghuni surga maka ia pun masuk surga". (HR Bukhari dan Muslim)

Kandungan Hadits :

1. Tahapan perkembangan Janin.

Hadits in menjelaskan bahwa selama seratus dua puluh hari, janin mengalami tiga kali perkembangan.
Hikmah diciptakannya manusia secara bertahap, padahal sebenarnya Allah mampu untuk menciptakan secara langsung dan dalam waktu yang singkat, adalah untuk menyesuaikan dengan sunatullah yang berlaku di alam semesta. Semuanya berjalan sesuai dengan hukum sebab akibat.
Hikmah lainnya adalah agar manusia berhati-hati dalam melakukan segala urusannya, tidak terburu-buru. Juga mengajarkan kepada manusia bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sempurna, baik dalam masalah-maslah batin maupun zhahir, adalah dengan melakukannya dengan penuh hati-hati dan bertahap.

2. Peniupan Ruh

Para ulama sepakat bahwa ruh ditiupkan pada janin ketika janin berusia seratus dua puluh hari terhitung sejak bertemunya sel sperma dan ovum

3. Larangan Aborsi.

Para Ulama sepakat bahwa aborsi setelah ruh ditiupkan kedalam janin adalah haram. Karenanya jika dalam melakukan aborsi, janin keluar dalam keadaan hidup dan kemudian mati, maka dikenakan diyat (denda yang sudah ditentukan ukurannya). Jika keluar dalam keadaan mati, maka dendanya lebih ringan.

4. Allah Maha Mengetahui.

Sesungguhnya Allah mengetahui kondisi manusia sebelum mereka diciptakan. Keimanan, ketaatan, kekufuran, kemaksiatan, kebahagiaan atau kesengsaraan, semuanya atas pengetahuan dan kehendak Allah swt.

Ali bin Abi Thalib ra menyebutkan bahwa Rosulullah saw bersabda,

"TIdaklah satu jiwa yang ditiupkan ruh kedalamnya melainkan Allah telah menetapkan tempatnya di Syurga atau Neraka. Jika tidak, maka Allah telah menetapkan apakah ia bahagia atau celaka"

Seorang laki-laki bertanya,

"Ya Rasulullah, jika demikian, apakah kita kemudian pasrah dengan ketentuan kita?"
Rasulullah menjawab,

"Tidak, tapi beramallah, karena semua dimudahkan menurut ketentuan masing-masing, orang yang ditentukan bahagia, akan dimudahkan pada amal-amal orang yang berbahagia, sedangkan orang yang ditetapkan sengsara akan dimudahkan pada amal-amal orang-orang yang sengsara" Lalu beliau membaca ayat, "Adapun orang ynag memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik...."(Al-Lail 5-6)

Dengan demikian, maka pengetahuan Allah dalam masalah ini tidak berarti meniadakan ikhtiar (usaha) seorang hamba. Karena Allah telah memerintahkan hamba Nya untuk beriman dan menaati perintah, juga melarang manusia dari kekufuran dan kemaksiatan, ini menunjukkan bahwa seorang hamba harus berusaha untuk mencapai apa yang ia inginkan.

Allah berfirman, "Demi jiwa dan penyempurnaanya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Maka sesungguhnya beruntung orang yang mensucikan jiwa. Dan sesungguhnya merugilah orang-yang mengotorinya" (Asy Syams 7-10)

5. Menggunakan takdir sebagai argumen.

Allah swt telah memerintahkan kepada kita untuk menyakini dan menaati-Nya, juga melarang kita dari kekufuran dan kemaksiatan. Itulah yang telah dibebankan kepada kita. Adapun apa yang telah digariskan untuk kita, sama sekali kita tidak mengetahuinya. Karenanya orang-orang yang kufur dan berbuat kesesatan tidak bisa menggunakan takdir sebagai argumen kekafiran dan kefasikan mereka. Allah berfirman,"Katakanlah wahai Muhammad, "Beramallah kalian semua, karena Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin akan mengetahui amal perbuatanmu" (At Taubah 105)
Adapun jika ketetapan (qadla') tersebut benar-benar telah terjadi, maka diperbolehkan menggunkan takdir sebagai argumen. Karena hal ini dapat meringankan beban orang-orang mukmin. Bahwa apapun hasil yang diterima, itulah ketetapan Allah, karena itu adalah yang terbaik buat kita.

6. Yang menjadi penentu adalah bagian akhir dari amal perbuatan.

Rasulullah saw bersabda,"Sesungguhnya segala perbuatan ditentukan bagian akhirnya." (HR Bukhari)

Oleh karena itu , marilah kita sama-sama berdoa semoga Allah memberikan kepada kita keteguhan hati dalam kebenaran dan kebaikan serta memberikan kepada kita husnul khotimah 'akhir hayat yang baik' amin.

7. Nabi Muhammad saw. sering berdoa, "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanllah hatiku dalam agama-Mu".

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya hati seluruh manusia berada diatara dua jari Allah, seolah-olah hanya satu hati. Allah berbuat sekehendak Nya. "Lalu beliau berdo'a, "Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkankanlah hati kami kepada ketaatanMu".

Diambil dan diringkas dari kitab Al Wafi, karangan Dr Musthafa DIeb Al Bugha Muhyidin Mistu. PEnerbit Al I'tishom

Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar