Rabu, 17 April 2013

Kajian Hadits tentang salah satu tanda-tanda akhir zaman


Hadits Pertama:
 
JANGAN MUDAH MENYALAHKAN ORANG LAIN 

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasullullah SAW bersabda: “Jika ada seseorang berkata, “orang banyak  (sekarang ini) sudah rusak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka.” (HR. Muslim)

Keterangan
Imam Nawawi ketika menulis Hadits ini dalam kitab Riyadus-Solihin, beliau memberikan penjelasan seperti berikut: “Larangan seperti di atas tadi  (larangan mengatakan orang banyak telah rusak) adalah untuk orang yang mengatakan sedemikian rupa dengan tujuan rasa bangga pada diri sendiri, sebab dirinya tidak rusak, dengan tujuan merendahkan orang lain dan merasa dirinya lebih mulia dari pada mereka. Maka yang demikian ini adalah haram. Adapun orang yang berkata seperti ini karena ia melihat kurangnya perhatian orang banyak terhadap agama mereka serta didorong oleh perasaan sedih melihat nasib yang dialami oleh mereka dan timbul dari perasaan cemburu terhadap agama, maka perkataan itu tidak ada salahnya.

Hadits ini sengaja diletakkan di permulaan buku ini supaya menjadi suatu peringatan kepada Umat Islam apabila menerangkan Hadits-hadits akhir zaman seperti apa yang dituliskan di sini yang banyak menyingkap tentang kemunduran umat Islam dan kerusakan moral mereka. Oleh karena itu, kita coba mengaitkan hadits-hadits tersebut dengan kondisi umat Islam dewasa ini, maka janganlah kita merasa bangga dan ‘ujub dengan diri sendiri, bahkan hendaklah kita menegur diri kita masing-masing dan jangan senang menuding jari ke arah orang lain. Walaupun kerusakan moral umat Islam dewasa ini perlu dibicarakan untuk tujuan memulihkan, namun penyingkapannya itu perlu dalam bentuk yang sehat dan dengan perasaan yang penuh kasih sayang serta dengan rasa cemburu terhadap agama, bukan dengan perasaan bangga diri dan memandang rendah kepada orang lain.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melimpahkan karuniaNya, rahmat, taufiq dan hidayah kepada kita semua.


Hadits Ke Dua:

SELURUH DUNIA DATANG MENGERUMUNI DUNIA ISLAM

Dari Tsauban Ra. berkata Rasulullah SAW bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni tempat hidangan mereka”. Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena kami sedikit pada hari itu?” Nabi Rasulullah SAW menjawab, “Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya: “Apakah ‘wahan’ itu, hai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Cinta dunia dan takut mati“. (HR. Abu Daud)

Keterangan
Memang benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW  tersebut. Keadaan umat Islam pada hari ini, menggambarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Umat Islam walaupun mereka dalam jumlahnya banyak, yaitu 1000 juta 1/5 penduduk dunia), tetapi mereka sering menjadi tuduhan negatif  dan menjadi alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka ditindas, diinjak-ijak, dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walaupun berbeda agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatan umat Islam.

Sebenarnya, sebab kekalahan kaum Muslimin adalah dari dalam diri kaum Muslimin itu sendiri, yaitu adanya penyakit “wahan” yang merupakan penyakit campuran dari dua unsur yang sering wujud dalam bentuk kembar dua, yaitu “cinta dunia” dan “takut mati”. Kedua penyakit ini tidak dapat dipisahkan. “Cinta dunia” bermakna tamak, rakus, bakhil dan tidak mau menyumbangkan harta di jalan Allah SWT “Takut mati” bermakna senang dengan kehidupan dunia dan tidak membuat persediaan untuk menghadapi negeri akhirat dan tidak ada perasaan untuk berkorban dengan diri dan jiwa dalam memperjuangkan agama Allah SWT.

Kita berdoa semoga Allah SWT, menurunkan pertolongan Nya kepada kaum muslimin dan memberikan kepada mereka kemenangan di dunia dan di akhirat.


Hadits Ke tiga:

PENYAKIT UMAT-UMAT DAHULU TIMBUL KEMBALI

Dari Abu Hurairah Ra .. katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pemah menimpa umat-umat dahulu. ” Sahabat bertanya, “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?”  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Penyakit-penyakit itu ialah :
(1 )terlalu sombong,
(2) terlalu mewah,
(3) mengumpulkan harta sebanyak mungkin,
(4) tipu- menipu dalam merebut harta benda dunia,
(5) saling memarahi,
(6) dengki-mendengki, sehingga jadi zalim menzalimi.   ” (HR. Hakim)

Keterangan
Penyakit-penyakit yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tadi telah banyak kita lihat di kalangan kaum muslimin hari ini. Di sana sini kita melihat penyakit ini menular dalam masyarakat dengan ganasnya. Dunia Islam dilanda krisis rohani yang sangat halus dan merisaukan. Dengan kekosongan jiwa itulah mereka terdorong untuk mencari harta benda sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hawa nafsu. Maka apabila hawa nafsu dituruti tentunya mereka akan menggunakan segala cara dan tipu muslihat. Pada saat ini, hilanglah nilai-nilai akhlak, yang masih ada  hanyalah kecurangan, khianat, dengki mendengki dan sebagainya. Marilah kita renungkan maksud Hadis ini, dan marilah kita memperhitungkan diri sebelum kita diperhitungkannya  di hadapan Allah pada hari kiamat nanti.


Hadits Ke empat:

BAHAYA KEMEWAHAN 

Dari Ali bin Abi Thalib Ra.; “Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair Ra .. dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertambal dengan kulit. Semasa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kepadanya. Baginda menangis dan menitiskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekkah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Kaabah?. Maka jawab sahabat, “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik dari pada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rizki”. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari tersebut “. (HR. Tirmizi)

Keterangan
Dalam Hadis ini Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerangkan umatnya pada suatu waktu akan mendapat kekayaan dan kesenangan dalam kehidupan. Di waktu pagi memakai satu pakaian dan di waktu petang memakai pakaian yang lain pula. Hidangan makan tidak putus-putus. Rumah-rumah mereka indah dan dihias dengan beraneka ragam perhiasan. Dalam keadaan demikian kita juga mungkin akan berkata seperti perkataan sahabat; di mana kalau segalanya sudah sempurna, maka mudahlah hendak melaksanakan ibadah. Tetapi Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Keadaan serba kekurangan itu adalah lebih baik untuk kita,” artinya lebih memberikan kesempatan untuk kita melakukan ibadah. Kemewahan hidup banyak menghalangi seseorang dari berbuat ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala., seperti yang berlaku hari ini.  Segala yang kita  miliki walaupun tidak melebihi keperluan, namun rasanya sudah mencukupi. Tetapi, bila dibandingkan dengan kehidupan para sahabat,  kita jauh lebih mewah dari mereka, sedangkan ibadah kita sangat jauh ketinggalan. Kekayaan dan kemewahan yang ada, sering kali menyibukkan dan menghalangi kita dari berbuat ibadah. Kita sibuk mengumpulkan harta, juga sibuk menjaganya dan sibuk untuk menambah lebih banyak lagi. Tidak ubahnya seperti apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Seandainya seorang anak Adam itu telah mempunyai satu lembah emas, dia berhasrat atau bercita-cita untuk mencari lembah yang kedua, sehingga ia dimasukkan ke dalam tanah (menemui kematian).”

Begitulah gambaran kerakusan manusia dalam mengumpulkan harta kekayaan. Ia senantiasa mencari dan menambah, sehingga ia menemui kematian. Maka ketika itu, barulah ia menyedari diri dengan seribu satu penyesalan. Tetapi waktu itu penyesalan sudah tidak berguna lagi pada waktu tersebut, janganlah kita lupa daratan dalam mencari harta kekayaan. Tidak peduli halal atau haram, yang penting harta dapat dikumpulkan. Tidak peduli waktu solat, bahkan semua waktu digunakan untuk mengumpulkan kekayaan. Biarlah kita mencari harta benda dunia sekadar keperluan sahaja. Kalau berlebihan boleh digunakan untuk menolong orang lain yang kurang berkemampuan dan selalulah bersedekah, sebagai simpanan untuk hari akhirat. Orang yang bijaksana adalah orang yang mempunyai perhitungan untuk waktu akhiratnya dan ia menjadikan dunia ini tempat bertanam dan akhirat tempat memetik buahnya.


Hadits Ke Lima:

SIFAT AMANAH AKAN HILANG SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Dari Huzaifah bin Al-Yaman Ra. katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memberitahu kami dua buah Hadis (mengenai dua kejadian yang akan berlaku).

Yang pertama sudah saya lihat, sedangkan yang kedua saya sedang menanti-nantikannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahu bahwasanya sifat amanah itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang tertentu. Kemudian turunlah Al-Quran. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui pedoman Al-Quran dan mengetahuinya melalui pedoman As-Sunnah. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; menceriterakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu Baginda bersabda: “Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan sahaja. Kemudian  dia tertidur pula, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti melepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kau gelindingkan dengan kakimu, kemudian menggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa.” Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceriterakan Hadis ini beliau mengambil sebuah batu kerikil lalu menggelindingkannya dengan kakinya ..
“Kemudian pagi-pagi (jadilah) orang banyak berjual beli, maka hampir sahaja tidak ada seorang pun yang mau menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di tempat tertentu) ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang banyak mengatakan, “Alangkah tekunnya bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekalipun hanya seberat biji sawi. “
“Maka sesungguhnya telah sampai waktunya, saya pun tidak mempedulikan siapakah di antara kamu semua yang saya hendak bermubaya’ah (berjual beli). Jikalau dia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau dia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-milikku darinya.) Ada pun pada hari ini, saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja).” (HR. Bukhari Muslim)

Keterangan
Hadis ini menunjukkan, sifat amanah akan hilang secara berangsur-angsur dari kalangan kaum Muslimin, sehingga sampai suatu waktu nanti, orang  yang dianggap baik untuk menjaga amanah pun telah dikhianati pula.
Begitulah gambaran masyarakat kita hari ini. Banyak di antara kita tertipu oleh seseorang yang kelihatannya boleh memikul amanah, tetapi sebenarnya dia adalah seorang penipu.

Hadits Ke Enam:

DUA GOLONGAN PENGHUNI NERAKA

Dari Abu Hurairah Ra. Dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,. ”Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pernah aku lihat mereka.
Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai tongkat bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang.
Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok waktu berjalan. Kepala mereka (sanggul di atas kepala mereka) bagaikan punggung (punggung unta yang condong).  Kedua golongan ini tidak akan masuk syurga dan tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya bau harum syurga itu sudah tercium dari jarak perjalanan yang sangat jauh, (HR. Muslim)

Keterangan
Kebenaran sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini dapat kita lihat dari keadaan masyarakat kita pada hari ini. Ada golongan yang mudah memukul orang lain dengan tongkat  tanpa ditanya, bertindak dengan hukum rimba. Banyak perempuan yang berpakaian tetapi telanjang. Maksudnya, kalau dikatakan berpakaian pun boleh, karena masih ada secebis kain di atas badan, dan kalau kita katakan bertelanjang pun boleh juga, karena walaupun berpakaian tetapi hanya dengan secarik kain sahaja, sebahagian auratnya dapat dilihat.atau sosok tubuh dapat dilihat karena pakaiannya terlalu nipis dan ketat, maka samalah dengan maksud bertelanjang. Atau pun dia berpakaian dengan pakaian yang sangat tipis sehingga memperlihatkan warna kulit dan menampakkan bentuk aurat. Kemudian berjalan sambil menghayun-hayunkan badan dengan sanggul yang besar, seperti punggung unta.
Kedua-dua golongan ini tidak akan masuk syurga dan tidak akan dapat mencium bau harumannya, walaupun semerbak harumnya telah tercium dari jarak perjalanan selama 500 tahun sebelum sampai kepadanya.

Hadits Ke Tujuh:

ZAMAN ORANG TIDAK PEDULI DARIMANA DATANGNYA HARTA

Dari Abu Hurairah Ra. Dia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; “Akan datang suatu zaman di mana seseorang tidak mempedulikan darimana dia mendapatkan harta, apakah dari sumbernya  adalah  halal atau pun haram.” (HR. Nasa’i)

Keterangan
Zaman sekarang merupakan zaman kekosongan rohani dan zaman materialis, segala sesuatu dinilai dengan harta. Manusia berkelahi untuk memperolehi sebanyak mungkin harta kekayaan. Mereka tidak mempedulikan dari mana datangnya harta yang dimiliki, apakah dari sumber yang halal atau dari sumber yang haram. Yang penting,  harta dapat dikumpulkan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kehendak nafsu atau pun untuk mengikuti kemauan isteri atau anak-anaknya.

Hadit Ke Delapan:

WAKTU MENJADI  PENDEK

Dari Anas bin Malik Ra. Dia berkata: Rasulullah SAW  bersabda, “Tidak akan berlaku  kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam serta satu jam dirasakan seperti satu kilatan api. ” ( sebentar saja, hanya seperti kilatan api sekejap). (HR. Tirmizi)

Keterangan
Waktu akan terasa berlalu begitu cepat. Belum sempat kita berbuat sesuatu, tiba-tiba waktu sudah berubah, sehingga banyak urusan yang belum dapat diselesaikan. Kita seakan-akan sibuk, tetapi kita tidak faham apa yang disibukkan. Kita diburu waktu dan ia berlalu dengan tidak ada urusan yang dapat kita selesaikan. Inilah yang dimaksudkan dengan pendeknya waktu.

Menurut Imam al-Karmani, yang dimaksudkan dengan pendeknya waktu itu ialah dicabut keberkatan darinya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Imam al-Karmani itu. Dahulu kita merasakan dalam sehari banyak urusan yang dapat kita laksanakan, tetapi sekarang dalam sehari saja hanya sedikit urusan yang dapat kita laksanakan. Ini adalah sebagai tanda hari kiamat hampir tiba.


Hadis Ke Sembilan:

LIMA BELAS MAKSIAT YANG MENURUNKAN BALA’

Dari Ali bin Abi Thalib Ra. dikatakannya, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka bala’ pasti akan turun kepada mereka, yaitu:
1. Apabila harta negara hanya beredar pada orang orang tertentu saja.
2. Apabila amanah dijadikan suatu sumber keuntungan.
3. Zakat dijadikan hutang
4. Suami menuruti kemauan isteri
5. Anak mendurhakai  ibu bapanya
6. Sedangkan dia berbuat baik dengan teman-temannya
7. Anak-anak menjauhkan diri dari ayah mereka
8. Suara-suara ditinggikan di dalam masjid
9. Yang menjadi ketua satu kaum adalah orang yang terhina di antara mereka
10. Seseorang dimuliakan karena ditakuti kejahatannya
11. Khamar (arak) menjadi  minuman di segenap tempat dan penjuru.
12. Kain sutera banyak dipakai oleh kaum lelaki .
13. Para penyanyi perempuan disanjung-sanjung
14. Musik banyak dimainkan
15. Generasi akhir umat ini melaknat (menyalahkan) generasi pertama (sahabat) terdahulu.
Maka ketika itu hendaklah mereka menanti angin merah atau gempa bumi atau pun mereka akan diubah menjadi makhluk lain.” (HR.Tirmizi)

Keterangan
Dunia pada hari ini telah mengalami segala apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW  tersebut , hanya mungkin belum sampai ke peringkat terakhir.

Hadis Ke Sepuluh:

LIMA  MAKSIAT YANG DISEGERAKAN  BALASANNYA

Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: Rasulullah SAW  mendatangi kami (pada suatu hari) kemudian beliau bersabda,’ “Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu telah diuji dengannya (kalau kamu telah mengerjakannya), maka tidak ada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah SWT., semoga kamu tidak menemui zaman tersebut. Perkara-perkara tersebut  ialah:
1. Tidak nampak perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus terang melakukannya, melainkan akan berjangkit di kalangan mereka wabah penyakit menular (Tha ‘un) dengan cepat dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pemah menimpa umat-umat yang telah lalu.
2. Dan tiada mereka mengurangkan sukatan/ukuran dan timbangan, kecuali mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan mencari rezeki dan kezaliman dari kalangan pemimpin mereka .
3. Dan tidak menahan mereka akan zakat harta benda kecuali ditahan untuk mereka air hujan dari langit. Jikalau tidak ada binatang (yang juga hidup di atas permukaan bumi ini) sudah tentu mereka tidak akan diberi hujan oleh Allah SWT.
4. Dan tiada mereka menyalahi akan janji Allah dan RasulNya, kecuali Allah akan menurunkan ke atas mereka musuh yang akan merampas sebahagian dari apa yang ada di tangan mereka.
5. Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan tidak mau menjadikannya sebagai pilihan, maka (di waktu itu) Allah akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri. “  (HR. Ibnu Majah)

Keterangan
Hadis di atas menerangkan bahawa :
1. Penyakit Taun (menular seperti kolera dan Aids) adalah disebabkan banyaknya perzinaan.
2. Kesulitan mencari rezeki dan kezaliman pimpinan adalah disebabkan dari rakyat yang mengurangkan sukatan, ukuran dan timbangan.
3. Kemarau panjang disebabkan tidak mengeluarkan zakat.
4. Kekuasaan musuh mengambil sebahagian dari apa yang dimiliki kaum Muslimin (seperti hilangnya Tanah Palestina dari tangan kaum Muslimin) disebabkan mereka mengkhianati janji-janjinya kepada Allah SWT.
5. Perang saudara yang berlaku di kalangan kaum Muslimin disebabkan mereka mengabaikan hukum-hukum Allah SWT  dan tidak menjadikan Al-Quran sebagai undang-undang di dalam kehidupan mereka.


Hadis Ke Sebelas:

BERBANGGA-BANGGA DENGAN PEMBINAAN MASJID

Dari Anas bin Malik Ra. bahAwasanya Rasulullah SAW  bersabda: “Tidak terjadi hari kiamat sehingga umatku bermegah-megahan dengan bangunan masjid.” (HR. Abu Daud)

Keterangan
Di antara tanda dekatnya hari kiamat ialah Umat Islam bangga dan bermegah-megahan dengan bangunan masjidnya. Di antara mereka bangga dan merasa megah dengan keistimewaan bangunannya. Perhatian mereka hanya berbangga dengan  keindahan masjid saja, tidak kepada pengisian masjid dengan ibadah dan sholat berjamaah. Banyak masjid-masjid yang indah dan besar, tetapi yang datang untuk sholat di dalamnya hanya segelintir manusia saja.


INTISARI
Setelah kita membaca hadis-hadis Rasulullah SAW  yang menggambarkan kepada kita peristiwa peristiwa akhir zaman,  dapatlah kita mengambil beberapa kesimpulan, iaitu:

(1) Hendaklah kita sentiasa bermuhasabah (membuat perhitungan diri) dan membuat penelitian terhadap diri kita masing-masing untuk meningkatkan amalan yang sudah ada dan menjauhkan segala perkara-perkara yang tidak baik dan mungkar. Kita hendaklah menjauhkan diri dari golongan sesat yang sifat-sifatnya telah diterangkan oleh Rasulullah SAW  di dalam hadis-hadis yang telah kita sebutkan.

(2) Hendaklah kita berpegang teguh kepada aqidah Ahli Sunnah Wal Jamaah, aqidah yang telah menjadi pegangan para sahabat, tabiin dan para ulama, baik salaf mahupun khalaf yang datang silih berganti dari zaman ke zaman karena golongan ini saja yang akan terselamat dan akan dapat memasuki syurga. Golongan yang lain dari mereka akan menjadi penghuni Neraka.

(3) Hendaklah kita berusaha mencari ilmu pengetahuan agama, terutama ilmu-ilmu yang diistilahkan oleh para ulama sebagai ” Ilmu Fardhu Ain ” kemudian diikuti dengan ” Ilmu Fardhu Kifayah “. Setiap hari, kita sediakan waktu khusus untuk belajar ilmu-ilmu syariat, terutama dari ulama-ulama yang  sholeh yang mewarisi tugas-tugas  para Nabi  A.S.
Cari dan tuntutlah ilmu sebelum diangkat (dihilangkan) oleh Allah SWT dari permukaan bumi.
(4) Hendaklah kita berusaha membersihkan hati dari sifat-sifat kotor dan sentiasa bermujahadah untuk menghilangkan sifat-sifat tercela seperti “hubbud Dunia” (cinta kepada dunia) dan “takut mati” yang menjadi sebab segala kelemahan kaum Muslimin dan sebab kemenangan musuh terhadap kita. Untuk tujuan ini kita hendaklah mempelajari dan mendalami Ilmu Akhlak serta menghayatinya di dalam kehidupan kita.

(5) Hendaklah kita berhati-hati di dalam mencari nafkah kehidupan supaya kita terhindar dari sumber-sumber yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Hendaklah kita menjauhkan diri dari harta-harta yang haram dan jangan melakukan kezaliman apa-apa pun terhadap hak milik orang lain karena tubuh yang tumbuh dari makanan yang haram pasti akan dibakar dengan api neraka.

(6) Hendaklah kita benar-benar memperhatikan tentang  permasalahan pendidikan keluarga, anak, isteri dan keluarga kita. Dan hendaklah kita memberikan waktu khusus untuk mentarbiah (mendidik) mereka dan berusaha supaya mereka dapat mengikuti ajaran yang telah diberikan Rasulullah SAW. Jika kita tidak melakukan demikian, besar kemungkinan sewaktu-waktu anak kita akan dapat terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, apabila kita terpaksa menuruti kemauan mereka yang senatiasa berlawanan dengan kehendak agama.

(7) Hendaklah kita memberikan waktu yang cukup setiap hari untuk membaca Al-Quran Al-Karim. Bacalah Al-Quran sebelum diangkat dari permukaan bumi. Hendaklah kita membacanya dengan baik, serta berusaha memahami kandungannya. Ia adalah teman hidup kita di malam yang sunyi dan wirid kita ketika manusia sedang sibuk dengan berbagai urusan di waktu petang  dan di waktu orang lain sedang nyenyak tidur di tengah malam.

(8) Hendaklah kita memberikan sebagian dari rezeki Allah SWT kepada kita untuk diberikan kepada keluarga kita yang memerlukannya dan kepada orang lain yang kurang mampu, karena sedekah itu adalah sebagian dari bekal kita menjalani negeri akhirat yang sangat jauh dan sangat susah. Semoga dengan apa yang telah kita korbankan itu akan menjadi hitungan dalam amal kebaikan di akhirat kelak.

(9) Hendaklah kita memahami Islam ini dengan bentuknya yang “Syumul” yang melengkapi seluruh aspek kehidupan. Dengan itu kita hendaklah mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam di dalam semua aspek kehidupan. Islam ketika berada di masjid, ketika berada di tengah masyarakat, ketika bernegara dan di dalam semua lapangan kehidupan.

(10) Yang terakhir, hendaklah kita hidup untuk agama yang kita cintai ini. Kita menjadikan Islam sebagai pilihan dan berjuang untuk menyebarkannya. Kita hendaklah memberi pengorbanan semaksimal untuk agama dan gigih memperjuangkannya. Kita hendaklah juga berhati-hati terhadap apa yang direncanakan oleh musuh-musuh Islam, apakah dari golongan Yahudi atau pun dari golongan Nasrani dan dari lain-lain golongan. Dengan demikian kita akan dapat memelihara diri dari terjerat dengan perangkap yang dipasang oleh musuh untuk menghancurkan Islam dan umat Islam.

Inilah sepuluh intisari yang dapat saya tuliskan di sini yang merupakan sebagian dari mutiara-mutiara yang terkandung di dalam hadis-hadis yang telah saya paparkan. Mudah-mudahan kita mendapat keberkahan dariNya dan semoga Allah SWT sentiasa melimpahkan rahmat kepada kita semua, RahmatNya dan ampunanNya adalah sebagai penghapus dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan.

Petikan Daripada Buku: Abu Ali Al-Banjari An-Nadawi.

3 komentar: