“Dan janganlah engkau
tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa
golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka
dengan (kesenangan) itu. Karunia Rabb-mu lebih baik dan lebih kekal. Dan
perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang member rizki kepadamu. Dan
akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa (QS 20:131-132)
Dari Shahih Tafsir Ibnu Katsir
JANGAN MEMANDANG KENIKMATAN ORANG KAYA (YANG MELAMPAUI BATAS) DAN BERSABARLAH DALAM IBADAH KEPADA ALLAH.
JANGAN MEMANDANG KENIKMATAN ORANG KAYA (YANG MELAMPAUI BATAS) DAN BERSABARLAH DALAM IBADAH KEPADA ALLAH.
Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya SAW, jangan memandang
berbagai kenikmatan orang-orang yang melampaui batas, serta orang-orang yang
serupa dengan mereka. Sebab kekayaan mereka itu hanya bunga (dunia) yang akan
sirna dan kenikmatan yang akan berubah. Aku sengaja menguji mereka dengan semua
itu, dan hanya sedikit diantara hamba-hamba-Ku yang bersyukur.
Allah perintahkan hal itu, sebab Dia telah memberikan yang
lebih baik daripada yang diberikan-Nya kepada mereka. Sebagaimana Allah
berfirman dalam ayat lain,
“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat)
yang dibaca berulang-ulang1 dan al Quran yang agung. Jangan
sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu (kepada mereka)” (QS Al
Hijr:87-88)
Demikian pula apa yang disimpan Allah SWT bagi Rasul-Nya di
akhirat adalah perkara yang besar, tidak terbatas, tidak pula dapat diungkapkan
dengan kata-kata. Sebagaimana Firman Allah SWT,
“Dan sungguh, kelak Rabb-mu pasti memberikan karunia Nya
kepadamu, sehingga engkau menjadi puas (QS Adh-Dhuhaa:5)
Oleh karena itu Allah berfirman, “Karunia Rabb-mu lebih baik
dan lebih kekal”
Didalam hadits shahih, disebutkan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab RA menemui Rasulullah SAW di kamar khusus (beliau sedang menyendiri), menghindari istri-istrinya, karena beliau meng-ila’ mereka (bersumpah untuk tidak menggauli mereka). ‘Umar melihat beliau sedang berbaring beralaskan kerikil. Didalam rumah hanya terdapat tumpukan batang pohon dan beberapa perlengkapan yang tergantung. ‘Umar tidak kuasa menahan tangis. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai ‘Umar?”
Didalam hadits shahih, disebutkan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab RA menemui Rasulullah SAW di kamar khusus (beliau sedang menyendiri), menghindari istri-istrinya, karena beliau meng-ila’ mereka (bersumpah untuk tidak menggauli mereka). ‘Umar melihat beliau sedang berbaring beralaskan kerikil. Didalam rumah hanya terdapat tumpukan batang pohon dan beberapa perlengkapan yang tergantung. ‘Umar tidak kuasa menahan tangis. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai ‘Umar?”
‘Umar menjawab, “Ya Rasulullah, Kisra (raja Persia) dan
Kaisar (raja Romawi), mereka berdua dalam keadaan (mewah). Sedangkan engkau….
(padahal engkau) adalah pilihan Allah diantara mahluk Nya?”. Beliau berkata, “
“Apakah kamu berada dalam keraguan wahai putera al
Khaththab? Mereka itu kaum yang disegerakan berbagai kenikmatan mereka dalam
kehidupan mereka di dunia” (HR Bukhari no 2468)
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling zuhud di dunia
meskipun beliau mampu mendapatkannya. Jika memperoleh materi duniawi, beliau
menginfakkannya sedemikian dermawan, sedemikian murah tangan kepada hamba-hamba Allah, dan beliau tidak
menyimpan sedikitpun bagi diri beliau sendiri untuk hari esok.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Sa’id bahwa Rasullah
SAW bersabda, “
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan diantara hal-hal yang
aku takutkan menimpa kalian adalah ketika Allah membukakan bunga (kesenangan)
dunia bagimu.” Mereka bertanya, “Apa itu bunga dunia ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Keberkahan-keberkahan bumi” (HR Ibnu Abi Hatim VII/2442). [Pokok
hadits ini terdapat dalam Shahiih al Bukhari (no 2842) dan Shahiih Muslim (no
1052) dari jalur ‘Atha’ dari Abu Sa’id al Khudri RA]
Firman Nya, “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan
sholat dan sabar dalam mengerjakannya”
Maksudnya selamatkanlah mereka dari adzab Allah dengan mengerjakan sholat, dan bersabarlah engkau dalam mengerjakannya. Sebagaimana firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka” (QS At Tahriim:6)
Maksudnya selamatkanlah mereka dari adzab Allah dengan mengerjakan sholat, dan bersabarlah engkau dalam mengerjakannya. Sebagaimana firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka” (QS At Tahriim:6)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dari
bapaknya, ia (Aslam) berkata, “Saya dan Yarfa’ bermalam di rumah ‘Umar bin Al
Khaththab RA. Dia memiliki waktu khusus pada malam hari yang digunakan untuk
sholat. Barangkali dia tidak bangun (karena kami menginap di rumahnya malam ini).
Maka kami berkata, ‘Dia tidak bangun pada malam ini sebagaimana biasanya. Jika
terbangun biasanya ia membangunkan keluarganya juga. Dan membaca ayat
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar
dalam mengerjakannya”
Firman Nya, “Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah
yang memberi rizki kepadamu.” Maksudnya jika engkau mengerjakan sholat, maka
rizki akan datang kepadamu dari arah yang tidak engkau duga. Sebagaimana firman
Allah SWT, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan
jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya” (QS Ath Thalaaq: 2-3).
Allah SWT berfirman, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada Ku” – hingga firman Nya – “Sungguh Allah, Dialah pemberi rizki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh, “ (QS Adz Dzaariyat: 56-58). Oleh
karena itu Allah berfirman, “Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang
member rizki kepadamu”
At Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwa dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Allah SWT berfirman, ‘Wahai anak Adam, fokuskan dirimu
sepenuhnya untuk beribadah kepada Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan
(bathin) dan Aku cukupi kebutuhan mu. Jika kamu tidak melakukannya, maka Aku
penuhi dada mu dengan kesibukan dan Aku tidak mencukupi kebutuhanmu” (Tuhfatul
Ahwadzi VII/166, Ibnu Majah II/1376)
Diriwayatkan juga dari Zaid bin Tsabit, aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan yang
dikehendakinya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan menjadikan
kefakirannya di depan kedua matanya, serta dunia tidak datang kepadanya kecuali
sekedar yang telah ditetapkan baginya. Dan siapa yang menjadikan akhirat
sebagai tujuan yang dikehendakinya, maka Allah menghimpun urusannya dan
menjadikan kekayaanya di dalam hatinya, serta dunia datang kepadanya dalam keadaan
tunduk.” (HR Ibnu Majah II/1375, shohihul jamii No 6516)
Firman Nya, “Dan akibat baik (yang baik di akhirat) adalah
bagi orang yang bertakwa”, maksudnya kesudahan yang baik di dunia dan akhirat.
Yaitu Surga bagi orang yang bertakwa kepada Allah. Dalam hadits shahih,
disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Malam (ini) aku bermimpi seakan-akan
kita berada di rumah ‘Uqbah bin Rafi’ dan kita diberi kurma masak Ibnu Thab
(salah satu penduduk Madinah). Lalu aku mentakwilkan mimpi itu bahwa akibat
(yang baik) itu bagi kita di dunia dan kejayaah, serta bahwa agama kita
benar-benar telah sempurna” (HR Muslim IV/1779)
Pelajaran dari Tafsir di atas, “Semoga kita semua selalu
mensyukuri atas nikmat yang kita dapatkan, dan tidak iri atas kelebihan nikmat
yang Allah berikan kepada orang lain, karena semua ini ada hikmahnya. Dan bila
kita terlalu mengejar dunia, maka Allah akan memalingkan kita dari pengejaran
terhadap Akhirat, serta bila kita mengejar Akhirat, InsyaAllah, dunia dan
akhirat akan “diberikan” kepada kita, sesuai hadits dari Zaid bin Tsabit diatas
(HR Ibnu Majah). Amin…
Note:
1. Surah Al Fatihah
Note:
1. Surah Al Fatihah