Senin, 11 Maret 2013

Tafsir Surah Thaahaa 131-132, Agar tidak iri terhadap kenikmatan orang kaya.



“Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Rabb-mu lebih baik dan lebih kekal. Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang member rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa (QS 20:131-132)

Dari Shahih Tafsir Ibnu Katsir

JANGAN MEMANDANG KENIKMATAN ORANG KAYA (YANG MELAMPAUI BATAS) DAN BERSABARLAH DALAM IBADAH KEPADA ALLAH.

Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya SAW, jangan memandang berbagai kenikmatan orang-orang yang melampaui batas, serta orang-orang yang serupa dengan mereka. Sebab kekayaan mereka itu hanya bunga (dunia) yang akan sirna dan kenikmatan yang akan berubah. Aku sengaja menguji mereka dengan semua itu, dan hanya sedikit diantara hamba-hamba-Ku yang bersyukur.

Allah perintahkan hal itu, sebab Dia telah memberikan yang lebih baik daripada yang diberikan-Nya kepada mereka. Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain,

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang dibaca berulang-ulang1 dan al Quran yang agung. Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu (kepada mereka)” (QS Al Hijr:87-88)

Demikian pula apa yang disimpan Allah SWT bagi Rasul-Nya di akhirat adalah perkara yang besar, tidak terbatas, tidak pula dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sebagaimana Firman Allah SWT,

“Dan sungguh, kelak Rabb-mu pasti memberikan karunia Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas (QS Adh-Dhuhaa:5)

Oleh karena itu Allah berfirman, “Karunia Rabb-mu lebih baik dan lebih kekal”

Didalam hadits shahih, disebutkan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab RA menemui Rasulullah SAW di kamar khusus (beliau sedang menyendiri), menghindari istri-istrinya, karena beliau meng-ila’ mereka (bersumpah untuk tidak menggauli mereka). ‘Umar melihat beliau sedang berbaring beralaskan kerikil. Didalam rumah hanya terdapat tumpukan batang pohon dan beberapa perlengkapan yang tergantung. ‘Umar tidak kuasa menahan tangis. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai ‘Umar?”
‘Umar menjawab, “Ya Rasulullah, Kisra (raja Persia) dan Kaisar (raja Romawi), mereka berdua dalam keadaan (mewah). Sedangkan engkau…. (padahal engkau) adalah pilihan Allah diantara mahluk Nya?”. Beliau berkata, “
“Apakah kamu berada dalam keraguan wahai putera al Khaththab? Mereka itu kaum yang disegerakan berbagai kenikmatan mereka dalam kehidupan mereka di dunia” (HR Bukhari no 2468)

Rasulullah SAW adalah manusia yang paling zuhud di dunia meskipun beliau mampu mendapatkannya. Jika memperoleh materi duniawi, beliau menginfakkannya sedemikian dermawan, sedemikian murah tangan  kepada hamba-hamba Allah, dan beliau tidak menyimpan sedikitpun bagi diri beliau sendiri untuk hari esok.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Sa’id bahwa Rasullah SAW bersabda, “

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan diantara hal-hal yang aku takutkan menimpa kalian adalah ketika Allah membukakan bunga (kesenangan) dunia bagimu.” Mereka bertanya, “Apa itu bunga dunia ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Keberkahan-keberkahan bumi” (HR Ibnu Abi Hatim VII/2442). [Pokok hadits ini terdapat dalam Shahiih al Bukhari (no 2842) dan Shahiih Muslim (no 1052) dari jalur ‘Atha’ dari Abu Sa’id al Khudri RA]

Firman Nya, “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya”

Maksudnya selamatkanlah mereka dari adzab Allah dengan mengerjakan sholat, dan bersabarlah engkau dalam mengerjakannya. Sebagaimana firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka” (QS At Tahriim:6)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dari bapaknya, ia (Aslam) berkata, “Saya dan Yarfa’ bermalam di rumah ‘Umar bin Al Khaththab RA. Dia memiliki waktu khusus pada malam hari yang digunakan untuk sholat. Barangkali dia tidak bangun (karena kami menginap di rumahnya malam ini). Maka kami berkata, ‘Dia tidak bangun pada malam ini sebagaimana biasanya. Jika terbangun biasanya ia membangunkan keluarganya juga. Dan membaca ayat

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya”

Firman Nya, “Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi rizki kepadamu.” Maksudnya jika engkau mengerjakan sholat, maka rizki akan datang kepadamu dari arah yang tidak engkau duga. Sebagaimana firman Allah SWT, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS Ath Thalaaq: 2-3). 

Allah SWT berfirman, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Ku” – hingga firman Nya – “Sungguh Allah, Dialah pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh, “ (QS Adz Dzaariyat: 56-58). Oleh karena itu Allah berfirman, “Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang member rizki kepadamu”

At Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Allah SWT berfirman, ‘Wahai anak Adam, fokuskan dirimu sepenuhnya untuk beribadah kepada Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (bathin) dan Aku cukupi kebutuhan mu. Jika kamu tidak melakukannya, maka Aku penuhi dada mu dengan kesibukan dan Aku tidak mencukupi kebutuhanmu” (Tuhfatul Ahwadzi VII/166, Ibnu Majah II/1376)

Diriwayatkan juga dari Zaid bin Tsabit, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan yang dikehendakinya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan menjadikan kefakirannya di depan kedua matanya, serta dunia tidak datang kepadanya kecuali sekedar yang telah ditetapkan baginya. Dan siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan yang dikehendakinya, maka Allah menghimpun urusannya dan menjadikan kekayaanya di dalam hatinya, serta dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR Ibnu Majah II/1375, shohihul jamii No 6516)

Firman Nya, “Dan akibat baik (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa”, maksudnya kesudahan yang baik di dunia dan akhirat. Yaitu Surga bagi orang yang bertakwa kepada Allah. Dalam hadits shahih, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Malam (ini) aku bermimpi seakan-akan kita berada di rumah ‘Uqbah bin Rafi’ dan kita diberi kurma masak Ibnu Thab (salah satu penduduk Madinah). Lalu aku mentakwilkan mimpi itu bahwa akibat (yang baik) itu bagi kita di dunia dan kejayaah, serta bahwa agama kita benar-benar telah sempurna” (HR Muslim IV/1779)



Pelajaran dari Tafsir di atas, “Semoga kita semua selalu mensyukuri atas nikmat yang kita dapatkan, dan tidak iri atas kelebihan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain, karena semua ini ada hikmahnya. Dan bila kita terlalu mengejar dunia, maka Allah akan memalingkan kita dari pengejaran terhadap Akhirat, serta bila kita mengejar Akhirat, InsyaAllah, dunia dan akhirat akan “diberikan” kepada kita, sesuai hadits dari Zaid bin Tsabit diatas (HR Ibnu Majah). Amin…

Note:
1. Surah Al Fatihah