Selasa, 12 Juli 2011

Tafsir Al Hadiid ayat 20 - 21 Dunia adalah Fana dan Permainan yang dapat melalaikan Manusia



Assalamu’alaikum warrohmatullahiwabarokaatuh..


Berikut ada ringkasan Tafsir Al Hadiid, ayat 20-21, yang isinya bertema tentang dunia adalah adalah fana, permainan yang dapat melalaikan manusia.

Kita tahu, bahwa banyak manusia sangat berlomba-lomba untuk urusan dunianya, seakan-akan dia akan hidup seribu tahun. Manusia sering kali terlupakan, bahwa sesungguhnya yang dianjurkan adalah berlomba-lomba dalam mengejar kehidupan akhirat, dengan cara meminta ampunan dari Allah, dan beriman kepada Allah dan rasulnya.

Semoga Ringkasan Tafsir dari Surah Al Hadiid ayat 20 dan 21 dari beberapa muffassirin ini bisa mengingatkan kita untuk selalu ingat bahwa yang sebenarnya WAJIB kita kejar dan Berlomba-lomba adalah persiapan untuk Kehidupan Akhirat.

Surah Al Hadiid ayat 20 -21

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (20). Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (21)

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir Al Qur’an al-Azhim, Ibnu Katsir) ayat 20

Allah SWT berfirman seraya merendahkan dan menghinakan kehidupan dunia,

“Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak.”

Yakni, yang dihasilkan oleh hal-hal duniawi bagi penghuninya hanyalah yang disebutkan ini. Yang demikian itu sebagaimana firman Allah SWT

“Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik” (QS Al ‘Imran:14)

Kemudian, Allah SWT memberikan perumpamaan bahwa kehidupan dunia sebagai bunga yang akan hancur dan nikmat yang pasti hilang, dimana Dia berfirman, “Seperti hujan.” Yaitu, hujan yang turun setelah manusia berputus asa.

Firman Allah SWT selanjutnya, “Yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani.”

Maksudnya tanaman-tanaman yang tumbuh akibat turunnya hujan itu menakjubkan para petani. Sebagaimana para petani itu merasa kagum dengan tanaman-tanaman itu, maka demikian pula kehidupan dunia, ia telah membuat orang-orang kafir terkagum-kagum, karena mereka itu adalah orang yang paling rakus dan paling tertarik kepada kehidupan dunia.

“Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur”.

Maksudnya, tanaman itu berubah menjadi kering sehingga engkau melihatnya berwarna kuning setelah sebelumnya berwarna hijau. Dan setelah itu semua berubah menjadi lapuk. Yakni, berubah menjadi kering dan hancur. Demikianlah kehidupan dunia berlangsung. Pertama muda belia, lalu menginjak dewasa, kemudian menjadi lemah tak berdaya. Ketika perumpamaan itu menunjukkan sirna dan musnahnya dunia yang pasti akan terjadi, tidak mungkin tidak, dan bahwasanya akhirat pasti ada dan tidak mungkin tidak, Allah mengingatkan agar mewaspadai kehidupan dunia dan menanamkan kecintaan terhadap ke¬baikan didalamnya. Allah SWT berfirman:

“Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenagan yang menipu”

Maksudnya., tidak ada lagi akhirat - yang pasti datang dan sudah dekat itu¬ - kecuali hanya ada adzab yang pedih atau ampunan dan keridhaan dari Allah. Dan firman-Nya.

"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

Yakni, semuanya itu hanya merupakan kesenangan fana, yang menipu siapa saja yang cenderung kepadanya. Sesungguhnya manusia yang tertipu olehnya dan dibuatnya terkagum-kagum, sehingga ia meyakini bahwasanya tidak ada alam lain selain dunia, tidak ada akhirat setelah dunia padahal sesungguhnya ia (dunia) sangat hina dan sangat kecil dibandingkan dengan alam akhirat,

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullah, ia bercerita, “Rasulullah SAW bersabda; `Sungguh Surga itu lebih dekat kepada salah seorang di antara kalian daripada tali sandalnya. Dan Neraka pun sama dengan hal itu.”

Imam Bukhari meriwayatkan hadits tersebut sendirian dalam bab ar-Raqaa-iq dari hadits ats-Tsauri, dari al-A’masy. Dan dalam hadits di atas terdapat dalil yang menunjukkan dekatnya kebaikan dan keburukan dari ummat manusia, Karena demikian keadaannya, maka Allah Ta' ala memerintahkan untuk segera menuju kepada kebaikan dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan berbagai larangan yang dapat menghapuskan dosa dan kesalahan dan mendapatkan pahala serta derajat (yang tinggi).

Ringkasan Tafsir Al-Jami’li Ahkam, Al Qurthubi ayat 20

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan."

Hubungan ayat ini dengan ayat- yat sebelumnya adalah, bahwasanya manusia terkadang enggan untuk mempertahankan keimanannya dan pergi berjihad, mereka merasa takut nyawanya melayang karena terbunuh di medan pertempuran atau khawatir akan mati dalam mempertahankan keyakinannya. Pada ayat ini dijelaskan, bahwa kehidupan dunia itu pasti ada penghujungnya, oleh karena itu tidak sepantasnya mereka meninggalkan perintah Allah hanya karena untuk menjaga sesuatu yang sama sekali tidak kekal.

Prediksi makna yang dimaksud adalah: "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan yang penuh dengan kebatilan dan canda tawa yang tidak ada gunanya, lalu kemudian berakhir."

"Perhiasan."

Makna dari kata perhiasan adalah sesuatu yang digunakan untuk menghias tubuh, yaitu menghias diri bukan dengan maksud untuk taat kepada Allah, seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir, dimana mereka selalu menghias diri mereka dengan keduniaannya dan tidak melakukan apapun untuk kehidupan akhirat mereka nanti.

"Dan bermegah-megah antara kamu."

Maksudnya, saling membanggakan diri satu dengan yang lainnya. Ada yang berpendapat, bahwa maksud dan yang dibanggakan pada ayat ini adalah kekuatan (bagi kaum pria) dan kecantikan (bagi kaum wanita). Ada juga yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah membanggakan keturunan, seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab, yakni membanggakan kakek nenek moyang mereka. Seperti yang disebutkan dalam kitab shahih Muslim, bahwa Nabi SAW pernah bersabda:

"Sesungguhnya Allah SWT mewahyukan kepadaku untuk memberitahukan kalian agar selalu bertawadhu ' (rendah hati), hingga tidak ada lagi seseorang yang iri kepada orang lain, dan tidak ada lagi seseorang yang membanggakan keturunannya kepada orang lain."

Riwayat shahih lainnya menyebutkan, bahwa Nabi SAW pernah bersabda: “Ada empat perkara yang terdapat pada umatku yang berasal dari perbuatan orang-orang Jahiliyah, yaitu (diantaranya): membanggakan segi keturunannya.”

"Serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak"

Ini adalah contoh lain yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliyah terdahulu, yaitu memamerkan harta dan keturunan mereka kepada orang lain, berbeda dengan apa yang diperlihatkan oleh orang-orang yang beriman, yaitu keimanan dan ketaatan mereka.

Sebuah riwayat dari Ali KW disebutkan, bahwa Ali KW pernah berkata kepada Ammar RA: "Janganlah kamu bersedih akan dunia, karena dunia hanya terdiri dari enam macam saja, yaitu: yang dimakan, yang diminum, yang dikenakan, yang di hendus, yang dikendarai, dan yang dinikahi. Adapun makanan yang terbaik adalah madu, namun madu itu diambil dari kotoran lebah. Sedangkan minuman yang paling banyak diminum adalah air, namun air itu juga diminum oleh hewan (manusia dan hewan setara dalam hal sama-sama minum air). Dan pakaian yang paling bagus adalah dari kain sutera, namun kain sutera itu disusun oleh ulat-ulat. Untuk kendaraan, yang paling baik untuk dikendarai adalah kuda, namun dari atas kuda itulah banyak manusia membunuh dan dibunuh. Dan yang dinikahi itu adalah wanita, namun wanita itu dikencingi di tempat kencingnya."
Demi Allah, sesungguhnya wanita yang paling baik hiasannya (dandanannya) maka yang diinginkan darinya adalah yang paling buruk (yakni, semakin bagus perhiasan yang dikenakan oleh seorang wanita maka semakin buruk niat orang lain terhadapnya).

Beberapa ulama berpendapat lain, mereka menafsirkan bahwa makna dari kata pada ayat ini memang benar-benar orang kafir, yakni orang-orang yang kafir terhadap Allah S WT. Karena memang mereka lah yang paling takjub dengan perhiasan dunia, berbeda dengan orang-orang yang beriman yang tidak terlalu peduli dengannya.
Ini adalah pendapat yang sangat baik sekali, karena asal rasa takjub itu adalah dari mereka dan pada diri mereka, maka tidak aneh kalau takjub itu diperlihatkan oleh mereka, yaitu mengagung-agungkan dunia dan segala isinya.

Lain halnya dengan orang-orang, yang mengesakan Allah SWT, mereka hanya terlihat sedikit takjub yang berasal dari hawa nafsu kemanusiaan mereka, namun rasa tersebut lama kelamaan meruncing dan terkikis ketika mereka ingat tentang kehidupan akhirat yang akan menjadi tempat keabadian mereka.

"Kemudian menjadi hancur"

Maksudnya, hanya menjadi jerami yang tidak terpakai dan menyusahkan. Begitulah perumpamaan kehidupan dunia bagi orang-orang kafir, dan selanjutnya,

"Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras."

Yang dikhususkan untuk orang-orang kafir itu.

Penghentian bacaan pada kalimat ini sangat baik sekali, dan setelah itu barulah dilanjutkan kembali dengan firman Allah SWT, "Dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya." Yang dikhususkan untuk orang-orang yang beriman.
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Firman ini adalah penegasan dari firman sebelumnya, yakni: dunia itu hanya akan menipu orang-orang kafir, sedangkan bagi orang-orang yang beriman dunia hanyalah tempat yang mereka lalui untuk menyiapkan diri menuju surga.

Ada juga yang berpendapat, bahwa makna firman ini adalah: perbuatan yang dilakukan ketika hidup di dunia adalah kesenangan yang menipu, agar mereka meninggalkan perbuatan yang dilakukan hanya untuk di dunia, dan mendorong mereka untuk melakukan perbuatan untuk kehidupan akhirat.
(Tafsir Al-Jami’li Ahkam, Al Qurthubi)

Ringkasan Tafsir Al Aisar, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi ayat 20

Ayat-ayat ini masih berisi pengarahan dan bimbingan kepada orang-orang yang beriman kepada sesuatu yang akan menambah kesempurnaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah SWT telah berfirman kepada orang-orang yang beriman, “Ketahuilah wahai orang-orang yang beriman yang selalu ingat dan khusyu', ingatlah bahwa selalu memfokuskan perhatian kepada dunia akan menyebabkan hati menjadi lalai dari mengingat akhirat dan segala hal yang berhubungan dengan akhirat, seperti berdzikir dan beramal shalih” (Pada ayat yang mulia ini terdapat peringatan yang keras mengenai penyakit yang selalu menyerang orang-orang yang mencari kesempurnaan dan kebahagian, seperti penyakit kikir, tamak, lalai, dan lebih mengutamakan kesenangan dunia, dan inilah yang dinamakan dengan 'hubbud dunia' terlalu mencintai dunia yang fana. Dalam sebuah keterangan disebutkan, "Mencintai dunia yang fana adalah sumber segala dosa.")

Allah Ta'ala berfirman,

"bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak," Arti kata "permainan dan sesuatu yang melalaikan," yaitu segala sesuatu yang melalaikan dari dzikir kepada Allah. Terlalu banyak bermain dan lalai merupakan ciri orang yang akalnya rendahan (hina). Contohnya mainan anak-anak yang melalaikan anak-anak. Arti kata "az-ziinah," adalah semua yang dijadikan perhiasan, seperti pakaian, perabotan, dan lain sebagainya. Sikap saling berbangga-bangga dan menyombongkan din (dengan harta dan anak) hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang berjiwa lemah yang akan menjadikan dirinya tertipu. Kedua sikap ini adalah ciri-ciri orang yang terpedaya oleh dunia

Inilah hakikat kehidupan dunia, seperti khayalan, sedikit manfaatnya dan cepat hilangnya. Oleh karena itu, kalian jangan tertipu dan tenggelam di dalamnya dan inilah nasihat dariku (Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi). Kelalaian di dunia seperti permainan yang tidak akan memberikan manfaat untuk para pemainnya. Perhiasannya akan cepat pindah, berubah dan hilang. Berbangga-bangga dalam masalah dunia hanyalah sekadar ucapan belaka, tidak ada manfaatnya.

Demikian juga memperbanyak urusan dunia tidak akan pernah habis dan akan berakhir dengan kejelekan, susah-payah dan kelelahan, kemudian hilang tanpa membawa manfaat dan bahkan meninggalkan bekas dan sisa yang jelek. Tidak mungkin bisa selamat (di akhirat), kecuali hanya dengan rahmat-Nya. Permisalan kehidupan dunia ini seperti di dalam firman-Nya,

"seperti hujan," air hujan "mengagumkan para petani," yaitu para petani yang mengubur biji-bijian dengan tanah, "tanam-tanamannya," yang tumbuh tersiram air hujan, "kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat," setelah beberapa hari warnanya kuning, kemudian kering, "kemudian menjadi hancur," hancur atau
rusak. Inilah dunia, dari awal sampai akhir sangat menyedihkan, dan di akhirat kelak mereka akan diazab dengan azab yang sangat keras, karena merekalah para pelaku kesyirikan dan kemaksiatan, mereka akan kekal di neraka.

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir Al Qur’an al-Azhim, Ibnu Katsir) ayat 21

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman dalam ayat selanjutnya:

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi” dan yang dimaksud disini adalah sejenis langit dan bumi. “Yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

Maksudnya, apa yang telah diberikan Allah SWT kepadanya semata-mata merupakan bagian dari rahmat dan karunia Nya yang diberikan kepada mereka, juga tidak lain merupakan kebaikan Nya.

Ringkasan Tafsir Al-Jami’li Ahkam, Al Qurthubi ayat 21

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu.”

Maksudnya, bersegeralah kalian untuk melakukan perbuatan yang baik yang dapat menghasilkan ampunan bagi kalian.
Ada juga yang berpendapat, bahwa makna ayat ini adalah: bersegeralah kalian untuk bertobat, karena dengan bertobat seseorang akan mendapatkan ampunan. Pendapat ini disampaikan oleh Al Kalbi.

“Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.”

Maksudnya, apabila langit dan bumi dipersatukan maka luasnya itu akan menyamai luas surga.

"Yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya."

Maksudnya, keimanan adalah syarat mutlak yang hams dimiliki oleh setiap manusia yang ingin masuk ke dalam surga. Beberapa ulama berpendapat, bahwa pada ayat ini memang hanya disebutkan keimanan saja, namun pada surah Al-Imraan ada penjabarannya, yaitu pada firman Allah SWT,

"Yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang” (QS 3: 133-134)

"Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya."

Maksudnya, surga itu tidak akan diberikan atau tidak akan dimasuki kecuali dengan rahmat Allah dan karunia-Nya.

Ringkasan Tafsir Al Aisar, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi ayat 21

Ampunan dan keridhaan Allah hanya untuk orang-orang yang bertauhid dan beramal shalih. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kenikmatan yang menipu, bukan kenikmatan yang hakiki. Oleh karenanya, aku (Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi) menasihatimu agar berlomba-lomba menuju ampunan-Nya sehingga semua dosamu diampuni dan engkau akan dimasukkan ke dalam surga-Nya seluas langit dan bumi yang disiapkan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sejak sekarang telah ada dan telah siap (menanti kehadiran para penduduknya).

Inilah keutamaan Allah, yaitu ampunan dan surga-Nya yang akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang bersegera untuk bertaubat, beriman, beramal shalih dan menjauhkan din dari syirik dan dosa-dosa, maka ialah orang yang dikehendaki-Nya akan mendapatkan keutamaan-Nya. Allah akan memudahkannya untuk beriman dan beramal shalih dan Allah-lah pemilik karunia yang agung. Tidak ada yang mustahil untuk Allah agar menyelamatkan hamba-Nya dari api neraka dan memasukkannya ke dalam surga, tempat tinggal orang-orang yang beramal shalih.

Semoga kita semua bisa selamat dari tipu daya kehidupan dunia, dan segera untuk berlomba-lomba mendapatkan ampunan Allah dan masuk surge, dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengesakan-Nya dan beramal shalih. Aamiin…

Wallahua’lam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar