Rabu, 01 Desember 2010

Ahli Taat dan Ahli maksiat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup 2 orang laki-laki yang berbeda karakternya. Yang satu suka berbuat dosa, dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli beribadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.

Suatu kali orang yang ahli ibadah berkata lagi, “Berhentilah dari berbuat dosa”. Dia menjawab, “Jangan perdulikan aku, terserah Allah akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus Allah untuk mengawasi apa yang aku lakukan” Laki-laki ahli ibadah itu menimpali, “Demi Allah, dosamu tidak akan diampuni olehNya atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Allah”.

Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu dan mengumpulkan keduanya di hadapan Allah Rabbul ‘Alamin. Allah SWT berfirman kepada lelaki Ahli ibadah, “Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu. Kemudian kepada ahli maksiat Allah berfirman, “Masuklah kamu kedalam surga berkat rahmatKu” Sementara kepada ahli ibadah dikatakan, “Masukkan orang ini ke neraka” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnul Mubarak, Ibnu Abi Duniya, Al Baghawi, Shohih)

Pelajaran yang dapat kita ambil

1. Anjuran untuk senantiasa ber amar ma’ruf dan nahi munkar.

2. Hendaknya seseorang segera berhenti dari kemungkaran dan berlepas diri darinya saat diingatkan dan dilarang, dan hendaknya tidak meneruskan dosa itu dengan keras kepala dan sombong.

3. Larangan berputus asa dari ampunan Allah yang Maha Penyayang.

4. Beratnya sanksi mengucapkan sesuatu atas nama Allah tanpa didasari Ilmu

5. Luasnya rahmat Allah, Rabb seluruh alam.

6. Seseorang dapat Masuk Surga, semata-mata bukanlah karena amal ibadahnya, namun adalah karena Rahmat Allah SWT.

7. Seseorang yang memastikan orang lain masuk surga atau neraka, berarti ia telah mengakui memiiliki sifat ketuhanan.(Artinya, seseorangn tidak dapat memastikan apakah seseorang tsb ahli surga/ahli neraka, selama tidak ada dalil shohih dari Al Qur'an / Hadits/perkataan Rosulullah SAW)

8. Celaan kepada seseorang yang mengkalim dirinya sendiri sebagai hakim kebenaran.

9. Surga tidak menerima orang-orang yang memiliki sifat sombong.

Diambil dari buku berjudul 61 Kisah Pengantar Tidur, Karangan Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, penerbit Darul Haq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar